DISNAK SINJAI, - Pengembangan produksi susu di Kabupaten Sinjai yang dirintis sejak tahun 2004 silam terus mengalami perkembangan, bahkan saat ini produksinya mulai dikenal masyarakat luas di Sulawesi Selatan. Olehnya, pemerintah melalui Dinas Peternakan terus berupaya mengembangkan sektor tersebut dengan intensif melakukan manajemen pemeliharaan dan kesehatan ternak sapi perah, dibawah pengawasan dokter hewan dan sarjana peternakan yang profesional, disamping itu juga dilakukan pembinaan kepada peternak serta menambah jumlah populasi sapi perah di daerah ini.
Penegasan itu disampaikan langsung Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sinjai, drh. Aminuddin Zainuddin saat menerima perwakilan dari Japan Livestok Industri Association yang melihat secara langsung pengembangan peternakan sapi perah dan produksi susu olahan di Desa Balakia, Kecamatan Sinjai Barat, Senin (27/07). Mereka diterima langsung oleh Bupati Sinjai, Andi Rudiyanto Asapa, SH, didampingi Asisten I Tata Pemerintahan, A. Syamsul Ridjal Amier, S.Sos, Asisten II Perekonomian, H. Muhlis Isma, SE, M.Si, Plt. Camat Sinjai Barat, Agung Budi Prayogo, S.Ip, unsur Muspika dan puluhan petani peternak sapi perah yang ada di Kecamatan Sinjai Barat.
“Saat ini Populasi sapi perah di kabupaten Sinjai mencapai kurang lebih 500 ekor, tersebar di dua wilayah yakni Kecamatan Sinjai Barat dan Kecamatan Sinjai Borong, dan kami juga sudah melirik beberapa kawasan yang cukup potensial untuk pengembangan sapi perah dengan melihat ketersediaan pakan ternak serta pola pikir masyarakat yang tertarik untuk mengembangkan sektor peternakan” kata Aminuddin.
Disinggung mengenai kapasitas produksinya, ia menjelaskan bahwa saat ini dari jumlah populasi ternak sapi perah yang ada telah mampu menghasilkan lebih kurang 10,000 liter susu setiap bulannya. “Populasi sapi perah saat ini sekitar 500 ekor, sudah termasuk bibit sapi perah dan sapi yang sudah dapat berproduksi, saat ini ada sekitar 40 ekor sudah berproduksi dengan kapasitas produksi perharinya antara 350 hingga 400 liter, sehingga bila dikalkulasi perbulannya mampu memproduksi sekitar 8,000 hingga 10,000 liter” tukas Aminuddin.
Sementara, Bupati menyambut baik kunjungan perwakilan pemerintah Jepang untuk melihat perkembangan populasi sapi perah dan produksi susu di daerah ini. “Saya atas nama pemerintah Kabupaten Sinjai sangat berterima kasih kepada pihak pemerintah Jepang atas kesediannya untuk melihat potensi pengembangan produksi susu yang saat ini kami rintis, dan sekedar informasi bahwa hanya 2 daerah yang jadi pusat pengembangan sapi perah di Sulawesi Selatan yakni Sinjai dan Enrekang” terang Bupati. Masih menurutnya, saat ini peluang pangsa pasar produk susu Sinjai telah terbuka dan sudah mulai di kenal di berbagai daerah.
“Saat ini kami telah memproduksi susu pasteurisasi dengan nama SUSIN dan juga Es Krim yang kami beri merk SHANSU, dan rencana jangka panjangnya kami akan mencoba memproduksi susu sterilisasi dan juga susu bubuk yang tingkat ketahanannya bisa lebih lama lagi sehingga nantinya produksi susu Sinjai dapat bersaing dengan produk sejenis yang telah beredar dipasaran. Salah satu langkah strategi pemasaran ialah pendirian outlet di Bandara Sultan Hasanuddin, disitu kami menyediakan berbagai produk lokal kabupaten Sinjai, salah satunya adalah susin dan shansu” ucap Rudi, panggilan akrab Rudianto Asapa.
Perwakilan Pemerintah Jepang, Mr. Tsuyoshi Hishinuma melalui translaternya mengatakan dari beberapa penjabaran konsep pemerintah Sinjai yang dikemukakan oleh Bupati, pihaknya memberi respon positif terhadap rencana pengembangan produk susu di daerah ini. “Di negara kami, untuk kebutuhan susu bubuk di import langsung dari Australia dan New Zealand, sedangkan produksi susu dalam negeri di fokuskan pada produksi susu steril, hal ini sejalan dengan konsep pengembangan susu di Sinjai, dimana dalam penjelasannya tadi beliau (Bupati.red) tetap fokus pada produksi susu steril dan kelebihan stoknya akan di alihkan ke pembuatan susu bubuk, ini suatu konsep yang sangat baik dan saya yakin di masa akan datang, bila konsep ini di terapkan maka Sinjai dapat menjadi salah satu daerah pemenuhan kebutuhan susu di Indonesia” jelas Hishinuma. Rombongan pemerintah jepang tersebut berjumlah 3 orang, yakni Mr. Tyuyoshi Hishinuma, Mr. Shintaro Inatsuki dan Mr. Yoshihama.
“Saat ini Populasi sapi perah di kabupaten Sinjai mencapai kurang lebih 500 ekor, tersebar di dua wilayah yakni Kecamatan Sinjai Barat dan Kecamatan Sinjai Borong, dan kami juga sudah melirik beberapa kawasan yang cukup potensial untuk pengembangan sapi perah dengan melihat ketersediaan pakan ternak serta pola pikir masyarakat yang tertarik untuk mengembangkan sektor peternakan” kata Aminuddin.
Disinggung mengenai kapasitas produksinya, ia menjelaskan bahwa saat ini dari jumlah populasi ternak sapi perah yang ada telah mampu menghasilkan lebih kurang 10,000 liter susu setiap bulannya. “Populasi sapi perah saat ini sekitar 500 ekor, sudah termasuk bibit sapi perah dan sapi yang sudah dapat berproduksi, saat ini ada sekitar 40 ekor sudah berproduksi dengan kapasitas produksi perharinya antara 350 hingga 400 liter, sehingga bila dikalkulasi perbulannya mampu memproduksi sekitar 8,000 hingga 10,000 liter” tukas Aminuddin.
Sementara, Bupati menyambut baik kunjungan perwakilan pemerintah Jepang untuk melihat perkembangan populasi sapi perah dan produksi susu di daerah ini. “Saya atas nama pemerintah Kabupaten Sinjai sangat berterima kasih kepada pihak pemerintah Jepang atas kesediannya untuk melihat potensi pengembangan produksi susu yang saat ini kami rintis, dan sekedar informasi bahwa hanya 2 daerah yang jadi pusat pengembangan sapi perah di Sulawesi Selatan yakni Sinjai dan Enrekang” terang Bupati. Masih menurutnya, saat ini peluang pangsa pasar produk susu Sinjai telah terbuka dan sudah mulai di kenal di berbagai daerah.
“Saat ini kami telah memproduksi susu pasteurisasi dengan nama SUSIN dan juga Es Krim yang kami beri merk SHANSU, dan rencana jangka panjangnya kami akan mencoba memproduksi susu sterilisasi dan juga susu bubuk yang tingkat ketahanannya bisa lebih lama lagi sehingga nantinya produksi susu Sinjai dapat bersaing dengan produk sejenis yang telah beredar dipasaran. Salah satu langkah strategi pemasaran ialah pendirian outlet di Bandara Sultan Hasanuddin, disitu kami menyediakan berbagai produk lokal kabupaten Sinjai, salah satunya adalah susin dan shansu” ucap Rudi, panggilan akrab Rudianto Asapa.
Perwakilan Pemerintah Jepang, Mr. Tsuyoshi Hishinuma melalui translaternya mengatakan dari beberapa penjabaran konsep pemerintah Sinjai yang dikemukakan oleh Bupati, pihaknya memberi respon positif terhadap rencana pengembangan produk susu di daerah ini. “Di negara kami, untuk kebutuhan susu bubuk di import langsung dari Australia dan New Zealand, sedangkan produksi susu dalam negeri di fokuskan pada produksi susu steril, hal ini sejalan dengan konsep pengembangan susu di Sinjai, dimana dalam penjelasannya tadi beliau (Bupati.red) tetap fokus pada produksi susu steril dan kelebihan stoknya akan di alihkan ke pembuatan susu bubuk, ini suatu konsep yang sangat baik dan saya yakin di masa akan datang, bila konsep ini di terapkan maka Sinjai dapat menjadi salah satu daerah pemenuhan kebutuhan susu di Indonesia” jelas Hishinuma. Rombongan pemerintah jepang tersebut berjumlah 3 orang, yakni Mr. Tyuyoshi Hishinuma, Mr. Shintaro Inatsuki dan Mr. Yoshihama.
SUMBER DATA